PENGELOLAAN KELAS
1.
Pengelolaan Kelas
1.1
Definisi Pengelolaan Kelas
Dalam proses pembelajaran di kelas, yang harus diupayakan
oleh seorang guru adalah menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan
kondisi belajar yang baik, diharapkan proses belajar mengajar akan berlangsung
dengan baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan
mengurangi kemungkinan
terjadinya kegagalan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus
memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Di samping
kemampuan lainnya, kemampuan pengelolaan kelas merupakan salah satu faktor yang
harus dikuasai oleh seorang guru.
Ada beberapa definisi pengelolaan kelas yang
dikemukakan para ahli, di antaranya oleh Sudirman N.,dkk., Nawawi, dan Arikunto yang
dikutip oleh Djamarah dan Zain (2006: 177). Menurut pendapat Sudirman
N,dkk (1991: 310) “pengelolaan kelas
adalah upaya mendayagunakan potensi kelas”. Sedangkan menurut Nawawi (1989: 115) bahwa “pengelolaan kelas
adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personel untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan kela yang
berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid”. Hal serupa juga dikemukakan
oleh Arikunto (1988: 67) yang mendifinisikan bahwa “pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan”. Sedangkan Usman ( 1990 :89) di dalam bukunya mendefinisikan bahwa “pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar”. Menurut Sanjaya (2005: 174) “pengelolaan kelas adalah keterampilan
guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran”.
Pendapat lain yang cukup menarik di ungkapkan Porter di dalam bukunya yang
berjudul buku Quantum teaching
tentang kelas, yaitu berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas yang
mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
Beberapa definisi pengelolaan kelas
yang telah diungkapkan para ahli di atas, kita dapat memberi gambaran serta
pemahaman yang jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan
kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.
Pengelolaan kelas memiliki karakteristik yaitu merupakan sebuah upaya untuk
mewujudkan suatu kondisi kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan adanya
pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran dimana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara
langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
1.2
Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut
Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
1.
Tujuan
umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk
bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2.
Tujuan
khusus pengelolaan kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan
alat-alat belajar dan menyediakan kondisi yang memungkinkan melakukan kegiatan
belajar serta membantu siswa mencapai hasil yang diharapkan.
Tujuan pengelolaan kelas pada dasarnya telah
terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum, tujuan pengelolaan kelas adalah
menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar sehingga
siswa terhindar dari permasalahan-permasalahan yang mengganggu seperti
mengantuk, malas mengerjakan tugas, terlambat masuk sekolah dan lain-lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan sekaligus memelihara kondisi
yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dengan baik. selain
itu guru juga dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang digunakan
dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai
hasil belajar yang diinginkan.
1.3
Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
1.
Kehangatan
dan Keantusiasan
Kehangatan
dan keantusiasan guru dapar memudahkan terciptanya iklim kelas yang
menyenangkan yang merupakan salah satu syaratbagi kegiatan belajar mengajar
yang optimal.
2.
Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah
siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan-kemungkinan munculnya
tingkah laku yang menyimpang.
3.
Bervariasi
Penggunaan
alat atau media, gaya, dan interaksi belajar mengajar yang bervariasi merupakan
kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.
Keluwesan
Keluwesan
tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar
yang efektif.
5.
Penekanan
pada hal-hal yang positif
Pada
dasarnya, di dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang
positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
6.
Penanaman
disiplin diri
Pengembangan
disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas.
Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri
sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan tentang
pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
1.4
Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Menurut Usman (1990: 91-92), komponen keterampilan
pengelolaan kelas terbagi menjadi 2 jenis keterampilan, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang
berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
1.
Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
a.
Menunjukkan Sikap Tanggap
Menggambarkan
tingkah laku guru yang tanggap pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap
terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidakacuhan mereka. Dengan
adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini
dengan cara :
-
Memandang Secara Saksama
Memungkinkan
guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan
guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.
-
Memberikan Pernyataan
Hal ini
terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk
memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa.
Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan
atau komentar yang mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
-
Gerak Mendekati
Hal ini
menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa
yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak
yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud
lain.
-
Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan
Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama
siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada
sasaran yang tepat.
b.
Memberi Perhatian
Pengelolaan
kelas yang efektif terjadi apabila guru memberi perhatian kepada beberapa
kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan cara sebagai berikut :
-
Visual
Hal ini
mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak
kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan
ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan
koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa
yang mengganggu.
-
Verbal
Guru dapat
memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan
oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru
menguasai kelas.
c.
Memusatkan Perhatian
Keterlibatan
siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu
memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara
:
-
Menyiagakan Siswa
Menciptakaan
suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic
pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti
gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang
tanahnya gersang.
-
Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi
yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam
mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil
pekerjaan tugas.
d.
Memberikan Petunjuk Yang Jelas
Petunjuk
yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak
membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
e.
Menegur
Apabila
terjadi tingkah laku siswa yang
mengganggu kelas atau kelompok kelas, hendaknya
guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
-
Tegas dan jelas tertuju kepada siswa
yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang.
-
Menghindari peringatan yang kasar
dan menyakitkan serta mengandung penghinaan.
-
Menghindari ocehan atau ejekan guru
atau yang berkepanjangan
f.
Memberi Penguatan
Komponen ini
digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan
pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
-
Guru dapat memberikan penguatan
kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia
melakukan tingkah laku yang tidak wajar, kemudian menegurnya, dengan tujuan
perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
-
Guru daapat memberikan berbagai
komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa
yang lain untuk menjadi teladan.
2.
Keterampilan
yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal
Ketrampilan
ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang
berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan tindakan optimal.
Apabila
terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru
telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali,
guru dapat meminta bantuan kepala sekolah, koselor/BP atau orang tua siswa.
Bukanlah
kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan siswa
dalam kelas. Berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi
untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah siswa yang terus menerus menimbulkan
gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas. Strategi tersebut
adalah :
a.
Modifikasi Tingkah Laku
Guru
hendaklah menganalisis tingkah anak didik yang mengalami masalah dan berusaha
memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan mengaplikasikan pemberian penguatan
secara sistematis.
b.
Guru dapat menggunakan pendekatan
pemecahan masalah kelompok dengan cara :
-
Memperlancar tugas-tugas :
mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
-
Memelihara kegiatan-kegiatan
kelompok :memelihara dan memulihkan semangat siswa dan menangani konflik yang
timbul.
c.
Menemukan dan memecahkan tingkah
laku yang menimbulkan masalah.
Guru dapat
menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang
muncul, guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan
tingkah tersebut serta berusaha mencari pemecahanya.
1.5
Hal-hal yang
Harus Dihindari dalam Pengelolaan Kelas
Dalam usaha mengelola kelas secara
efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari guru, yaitu sebagai
berikut :
a.
Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction)
apabila guru
menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komentar, pertanyaan atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa
akan terganggu atau terputus. Hal ini akan menimbulkan kesan pada siswa bahwa
guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa. Ia hanya igin memuaskan kehendak sendiri.
b.
Kelenyapan (fade away)
Hal ini terjadi
jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi, penjelasan, petunjuk, atau
komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas:
juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama, kehilangan akal,
atau melupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah dan membiarkan pikiran
anak mengawang-awang, melantur, dan mengganggu efektifitas serta kelancaran
pelajaran.
c.
Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri
kegiatan (stop and start)
Terjadi jika
guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya menghentikan
kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali kepada kegiatan yang
pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan
akhirnya mengganggu kelancaran belajar siswa.
d.
Penyimpangan (degression)
Akibat guru terlalu asyik dengan bahan tertentu memungkinkan
ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat mengganggu kelancaran belajar
siswa.
e.
Bertele-tele (overdwelling)
Hal ini terjadi
jika pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang hal tertentu, memperpanjang
penjelasan atau mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang.
1.6
Masalah-masalah
dalam Pengelolaan Kelas
Menurut
Handoyo terdapat dua macam masalah dalam pengelolaan kelas yaitu masalah
individu dan masalah kelompok.
1.
Masalah Individu/Perorangan
-
Tingkah laku yang ingin mendapatkan
perhatian orang lain (attention getting
behavior), misalnya bertindak serba lamban sehingga perlu mendapat
pertolongan ekstra.
-
Tingkah laku yang ingin menunjukkan
kekuatan/berkuasa (power seeking behaviors),
misalnya kehilangan kendali emosional ( marah-marah,menangis atau selalu lupa
pada aturan di kelas ).
-
Tingkah laku yang menyakiti orang
lain/balas dendam (revenge seeking
behaviors), misalnya mengejek dan menghina orang lain.
-
Tingkah laku yang menunjukkan
ketidakmampuan (displaying indequacy),
yaitu selalu menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa pasti
gagal.
2.
Masalah Kelompok
-
Anggota kelompok tidak kompak dalam
bekerja sama
-
Anggota kelompok tidak mematuhi
aturan kelompok
-
Bersikap negatif terhadap kelompok
-
Sikap mendukung bila ada anggota
kelompok yang bertindak menyimpang
-
Mengganggu kelancaran kegiatan
kelompok
-
Mogok tidak bersedia melakukan
kegiatan kelompok
-
Tidak dapat menyesuaikan diri
1.7
Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 179-180)
pendekatan dalam pengelolaan kelas adalah sebagai berikut :
1.
Pendekatan Kekuasaan
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik
untuk menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk
ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru
mendekatinya.
2.
Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman ayau
intimidasi, pengelolaan kelas adalah sebagai suatu proses untuk mengontrol
tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik
dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran,
dan memaksa.
3.
Pendekatan Kebebasan
Dalam pendekatan kebebasan,
pengelolaan diartikan ssecar suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa
bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah
mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4.
Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi
satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di
kelas.
5.
Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini beranggapan bahwa
dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan
akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah
itu bila tidak bisa dicegah.
6.
Pendekatan Tingkah Laku
Dalam pendekatan ini peran guru
adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah
laku yang kurang baik.
7.
Pendekatan suasana emosi dan
Hubungan Sosial
Menurut pendekatan ini pengelolaan
kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan
hubungan sosial yang positif dalam kelas.
8.
Pendekatan Proses Kelompok
Proses kelompok adalah usaha guru
mengelompokkan anak ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan
individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.
9.
Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis atau pluralistik
adalah pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan
yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi
yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.