Jumat, 27 April 2012

Pengelolaan Kelas


PENGELOLAAN KELAS

1.           Pengelolaan Kelas
1.1        Definisi Pengelolaan Kelas
Dalam proses pembelajaran di kelas, yang harus diupayakan oleh seorang guru adalah menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik, diharapkan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Di samping kemampuan lainnya, kemampuan pengelolaan kelas merupakan salah satu faktor yang harus dikuasai oleh seorang guru.
Ada beberapa definisi pengelolaan kelas yang dikemukakan para ahli, di antaranya oleh  Sudirman N.,dkk., Nawawi, dan Arikunto yang dikutip oleh Djamarah dan Zain (2006: 177). Menurut pendapat Sudirman N,dkk  (1991: 310) “pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas”. Sedangkan menurut  Nawawi (1989: 115) bahwa “pengelolaan kelas adalah kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personel untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan kela yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid”. Hal serupa juga dikemukakan oleh Arikunto (1988: 67) yang mendifinisikan bahwa “pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan”. Sedangkan  Usman ( 1990 :89) di dalam bukunya  mendefinisikan bahwa “pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar”. Menurut Sanjaya (2005: 174) “pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran”. Pendapat lain yang cukup menarik di ungkapkan Porter di dalam bukunya yang berjudul buku Quantum teaching tentang kelas, yaitu berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
         Beberapa definisi pengelolaan kelas yang telah diungkapkan para ahli di atas, kita dapat memberi gambaran serta pemahaman yang jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Pengelolaan kelas memiliki karakteristik yaitu merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan suatu kondisi kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan adanya pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dimana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.
1.2        Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.            Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2.            Tujuan khusus pengelolaan kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar dan menyediakan kondisi yang memungkinkan melakukan kegiatan belajar serta membantu siswa mencapai hasil yang diharapkan.
Tujuan pengelolaan kelas pada dasarnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum, tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa terhindar dari permasalahan-permasalahan yang mengganggu seperti mengantuk, malas mengerjakan tugas, terlambat masuk sekolah dan lain-lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan sekaligus memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dengan baik. selain itu guru juga dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.



1.3        Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
1.            Kehangatan dan Keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapar memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syaratbagi kegiatan belajar mengajar yang optimal.
2.            Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan-kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.            Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi belajar mengajar yang bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.            Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
5.            Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, di dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
6.            Penanaman disiplin diri
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.

1.4        Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Menurut Usman (1990: 91-92), komponen keterampilan pengelolaan kelas terbagi menjadi 2 jenis keterampilan, yaitu  keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
1.            Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
a.             Menunjukkan Sikap Tanggap
Menggambarkan tingkah laku guru yang tanggap pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidakacuhan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :
-          Memandang Secara Saksama
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.
-             Memberikan Pernyataan   
Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
-             Gerak Mendekati
Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain.
-                Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat.
b.             Memberi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
-       Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
-       Verbal
Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
c.                Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara :
-             Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
-          Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.



d.                  Memberikan Petunjuk Yang Jelas
Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
e.                   Menegur
Apabila terjadi  tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelompok kelas,  hendaknya guru menegurnya secara verbal. Teguran verbal yang efektif  ialah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
-                Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang.
-                Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan serta mengandung penghinaan.
-                Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
f.             Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
-          Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah laku yang tidak wajar, kemudian menegurnya, dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
-          Guru daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjadi teladan.
2.            Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal
Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal.
Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan kepala sekolah, koselor/BP atau orang tua siswa.
Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan siswa dalam kelas. Berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah siswa yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas. Strategi tersebut adalah :
a.             Modifikasi Tingkah Laku
Guru hendaklah menganalisis tingkah anak didik yang mengalami masalah dan berusaha memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
b.            Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara :
-                Memperlancar tugas-tugas : mengusahakan terjadinya kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
-                Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok :memelihara dan memulihkan semangat siswa dan menangani konflik yang timbul.
c.             Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul, guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah tersebut serta berusaha mencari pemecahanya.

1.5              Hal-hal yang Harus Dihindari dalam Pengelolaan Kelas
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari guru, yaitu sebagai berikut :
a.             Campur tangan yang berlebihan (teachers instruction)
apabila guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komentar, pertanyaan  atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Hal ini akan menimbulkan kesan pada siswa bahwa guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa. Ia  hanya igin memuaskan kehendak sendiri.
b.            Kelenyapan (fade away)
Hal ini terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi, penjelasan, petunjuk, atau komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas: juga dapat terjadi dalam bentuk waktu diam yang terlalu lama, kehilangan akal, atau melupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akibatnya ialah dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang, melantur, dan mengganggu efektifitas serta kelancaran pelajaran.
c.             Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stop and start)
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya menghentikan kegiatan pertama, memulai yang kedua, kemudian kembali kepada kegiatan yang pertama lagi. Dengan demikian guru tidak dapat mengendalikan situasi kelas dan akhirnya mengganggu kelancaran belajar siswa.
d.            Penyimpangan (degression)
Akibat  guru terlalu asyik dengan bahan tertentu memungkinkan ia dapat menyimpang. Penyimpangan tersebut dapat mengganggu kelancaran belajar siswa.
e.             Bertele-tele (overdwelling)
Hal ini terjadi jika pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang hal tertentu, memperpanjang penjelasan atau mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang.

1.6  Masalah-masalah dalam Pengelolaan Kelas
Menurut Handoyo terdapat dua macam masalah dalam pengelolaan kelas yaitu masalah individu dan masalah kelompok.
1.      Masalah Individu/Perorangan
-          Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain (attention getting behavior), misalnya bertindak serba lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra.
-          Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan/berkuasa (power seeking behaviors), misalnya kehilangan kendali emosional ( marah-marah,menangis atau selalu lupa pada aturan di kelas ).
-          Tingkah laku yang menyakiti orang lain/balas dendam (revenge seeking behaviors), misalnya mengejek dan menghina orang lain.
-          Tingkah laku yang menunjukkan ketidakmampuan (displaying indequacy), yaitu selalu menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa pasti gagal.
2.      Masalah Kelompok
-          Anggota kelompok tidak kompak dalam bekerja sama
-          Anggota kelompok tidak mematuhi aturan kelompok
-          Bersikap negatif terhadap kelompok
-          Sikap mendukung bila ada anggota kelompok yang bertindak menyimpang
-          Mengganggu kelancaran kegiatan kelompok
-          Mogok tidak bersedia melakukan kegiatan kelompok
-          Tidak dapat menyesuaikan diri

1.7   Pendekatan-pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
 Menurut Djamarah dan Zain (2006: 179-180) pendekatan dalam pengelolaan kelas   adalah sebagai berikut :
1.      Pendekatan Kekuasaan
Kedisiplinan adalah  kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk menaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekatinya.
2.      Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman ayau intimidasi, pengelolaan kelas adalah sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
3.      Pendekatan Kebebasan
Dalam pendekatan kebebasan, pengelolaan diartikan ssecar suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
4.      Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas.
5.      Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini beranggapan bahwa dalam suatu perencanaan  dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
6.      Pendekatan Tingkah Laku
Dalam pendekatan ini peran guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
7.      Pendekatan suasana emosi dan Hubungan Sosial
Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas.
8.      Pendekatan Proses Kelompok
Proses kelompok adalah usaha guru mengelompokkan anak ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang bergairah dalam belajar.
9.      Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis atau pluralistik adalah pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.