Sangat patut kiranya pada
kesempatan hari ini terlebih dahulu kita mengucapkan puji dan syukur kepada
Allah SWT karena atas segala nikmat yang diberikannya kepada kita sehingga
seperti biasanya kita dapat berkumpul di sini dalam agenda sabtuan kita.
Sholawat serta salam semoga
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW dimana beliaulah yang telah mendakwahkan
agama Allah yakni islam kepada umat manusia sehingga umat manusia, sehingga
umat manusia mengetahui hal-hal yang haq dan yang bathil. Dan mudah-mudahan
kita menjadi umatnya yang setia. Amin.
Sehubungan dengan tema yang akan
saya sampaikan, yaitu tentang kesabaran. Mari kita ingat sebuah cerita, bahwa
pada masanya nabi kita pernah bahkan hampir setiap hari diludahi dan ditimpuki
wajahnya. Namun
beliau tetap bersabar dan tak pernah membalas perlakuan itu dengan perlakuan lebih keji. Bahkan ketika orang yang meludahinya itu sakit, nabi Muhammad SAW segera menjenguknya dan mendoakannya. Itulah salah satu perilaku sabar yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW.
beliau tetap bersabar dan tak pernah membalas perlakuan itu dengan perlakuan lebih keji. Bahkan ketika orang yang meludahinya itu sakit, nabi Muhammad SAW segera menjenguknya dan mendoakannya. Itulah salah satu perilaku sabar yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW.
Lalu bagaimana jika ada seseorang
yang memperlakukan kita seperti nabi? Mampukah kita berlaku seperti yang telah
dicontohkan oleh nabi? tentunya masing-masing pribadi kitalah yang dapat menjawabnya.
Kita dapat berusaha meneladani
contoh perilaku sabar yang telah dicontohkan oleh nabi dari hal-hal yang
sederhana dan yang paling dekat dengan keseharian kita, yaitu dalam hal
mendidik anak. Untuk itu, marilah kita ingat tujuan awal serta harapan para
orang tua yang telah menitipkan putra-putrinya disini, di SDIT Mujahidul Amin.
Begitupun dengan kita di sini, yang telah menyanggupi dan menerima putra-putri
mereka dengan segudang perbedaan latarbelakang. Baik latar belakang orang tua,
kemampuan dasar yang dimiliki anak dan lain-lain.
Para ustadz dan terutama saya
sendiri,
Ketika kita mengajak
anak-anak untuk mampu bersabar dalam
memahami setiap materi yang kita sampaikan, maka sebenarnya kita pulalah yang
akan diuji dengan kesabaran itu.
Ada beberapa aplikasi kesabaran saat
mendidik anak, antara lain:
1. Sabar dalam menyampaikan materi pelajaran, yaitu kita harus
senantiasa bersabar apabila ada anak yang belum bisa memahami materi seperti
yang kita harapkan. Seperti yang telah disampaikan diawal tadi, bahwa anak-anak
kita telah kita terima dan kita telah menyanggupi menerima mereka untuk kita didik
disini, dengan bermacam-macam latarbelakang, mungkin ada yang agak lambat
merespon materi pelajaran, yang terkadang membuat kita kurang sabar dalam
menghapinya. Kita harus sanggup menunda respon tidak langsung menyambar atas apa
yang tidak sejalan dengan apa-apa yang kita sampaikan.
2. Sabar ketika amarah memuncak.
Mendidik anak
tidak dapat dipungkiri sangatlah membutuhkan bergunung-gunung kesabaran. Selama
satu hari, dari pagi sampai sore, selama kurang lebih 9 jam, waktu yang bahkan
melebihi kebersamaan anak-anak dengan orang tua mereka sendiri. Berbagai macam
anak, mulai dari anak yang kesulitan menyerap materi pelajaran dan lain-lain.
Semuanya sungguh memerlukan ekstra kesabaran yang tiada batas, yang apabila
kita tidak berhasil mengeluarkan gunungan kesabaran itu, maka amarah yang kita
anggap sebagai ketegasanlah yang akan menguasai. Ya, kita kadang lupa dan
secara tidak sadar, tidak berhasil membedakan antara amarah dan ketegasan. Padahal
saat itu yang kita butuhkan adalah kejernihan pikiran, sehingga bukan amarahlah
yang menguasai kita. Ada kalanya pula secara tidak sadar seolah-olah oleh kita
berlindung pada lemahnya fisik kita karena aktifitas lain yang juga menjadi
tanggung jawab kita, yang berakibat secara tidak sadar kita telah berbuat
dzolim terhadap anak melalui amarah. Amarah yang timbul karena rasa lelah fisik
karena memikirkan tanggungjawab lain dan kurangnya kesabaran yang kita miliki. Untuk
itu marilah kita bersama-sama merenungi sebuah hadits yang disabdakan oleh
Rasulullah SAW, yang diriwatkan oleh Muslim, yang artinya:
“ sungguh
menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik
untuknya. Dan hal itu tidak ada kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila dia
mendapatkan kesenangan, maka dia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan
untuknya. Apabila dia tertimpa kesulitan,maka dia bersabar, maka hal itu juga
sebuah kebaikan untuknya”.
Adakalanya kita
mungkin lupa antara reward dan punistment, karena amarah kita terkadang lupa
minimal menyeimbangkan keduanya. Contohnya adalah apabila anak melakukan
kebaikan, kita mungkin kurang memberikan reword, kita bersikap biasa-biasa saja
terhadap anak tersebut, tetapi sebaliknya, bila ada anak yang melakukan
kesalahan, amarah kita sangatlah meledak-ledak. Kita lupa, bahwasanya kita
sudah lebih dulu belajar materi yang kita sampaikan kepada mereka, sehingga
ketika mereka kurang cepat meresponnya, amarah hadir pada diri kita. Kita lupa,
kemampuan anak sungguhlah berbeda-beda dalam menyerap materi pelajaran, kita
lupa bahwa masing-masing anak mempunyai modalitas belajar yang berbeda. Ada
yang lebih menonjol di audio, menonjol di visual, atau menonjol dikinestik.
Padahal pada dasarnya itulah tugas kita untuk membimbing bagaimana agar modalitas
belajar yang kurang menunjol tersebut dapat lebih ditingkatkan.
3. Sabar, jika dalam ikhtiar kita dalam mendidik anak belum
menunjukkan hasil maksimal. Disini contoh kecilnya adalah misalnya, si yafi
sampai saat ini belum bisa membaca, padahal kita sudah berusaha semampu kita
dalam mengajarinya. Dalam hal ini, selalu ingat bahwa Allah akan selalu melihat proses, bukan hasil.
Setiap ikhtiar kita dalam mendidik anak, akan Allah balas meskipun itu hal yang
kecil. Selalu mendoakan anak kita agar mereka menjadi yang sholeh dan
sholekhah.
Mendidik anak ibarat bercocok
tanam, tanamlah benih unggul dan bersabarlah merawatnya, bersabar, bersabar dan
bersabar merawatnya, maka kelak kita akan menyamai buah yang ranum.
Demikian yang dapat saya
sampaikan pada kesempatan ini, mohon koreksi atas segala kekurangannya.
Wassalamualaikum…